Toni Kroos Sebut Pemain Bola Jadi Boneka FIFA dan UEFA

qqmulia_official
2 min readNov 12, 2020

--

QQMulia-Gelandang Real Madrid, Toni Kroos melontarkan kritikan keras terhadap badan sepak bola dunia, FIFA dan Eropa, UEFA yang ia anggap menjadikan pemain sebagai boneka.

Pekan ini dan pekan depan, Kroos bakal memperkuat Jerman dalam ajang UEFA Nations League, sebuah turnamen yang diciptakan untuk menggantikan partai persahabatan internasional.

Sebelumnya, FIFA juga sudah mengumumkan rencana mereka untuk memperbesar turnamen Piala Dunia Antarklub, sedangkan dari benua biru muncul gagasan diadakannya ajang Liga Super Eropa.

Baca Juga : Prediksi Inggris vs Republik Irlandia 13 November 2020

Kritik Kroos

Kroos pun merasa dirinya sebagai pemain menjadi korban dari keputusan para pemangku kebijakan yang ia tuding hanya mementingkan bagaimana mengeruk uang.

“Dengan penemuan semua hal baru ini, sayangnya pemain tidak bisa memutuskan hal ini. Pada akhirnya, ketika kompetisi baru ditetapkan, kami cuma boneka FIFA dan UEFA. Mereka cuma mengeruk uang sebanyak mungkin dan menguras fisik pemain,” kata Toni Kroos dalam podcast Einfach mal Luppen, yang digagasnya bersama sang adik, Felix Kroos, seperti dilansir ESPN.

“Ketika hal-hal tertentu berjalan dengan baik, sebaiknya biarkan saja.” tambahnya ketika berbicara dalam podcast Einfach mal Luppen yang ia bikin bersama sang adik, Felix Kroos.

Jadwal Semakin Padat

Sebelumnya, ada pula usulan mengubah format Liga Champions menjadi European Super League. Turnamen itu rencananya digelar pada 2022, dengan mengikutsertakan 16–18 tim dan berlaga minimal 30 kali. Kabarnya, Liverpool dan Manchester United setuju untuk turnamen itu, yang kemudian menimbulkan banyak kecaman.

Bahkan, gelaran Piala Dunia Antarklub rencananya juga akan diperluas. Sebanyak 24 tim akan disertakan, yang rencananya akan pertama kali digelar di China pada 2021.

“Aku senang membiarkan hal itu sebagaimana harusnya, ketika memang berjalan tepat. Liga adalah produk bagus, bersama Liga Champions dan Piala Dunia,” lanjutnya, menolak gagasan European Super League.

“Dari sisi olahraga, mungkin itu terlihat bagus sebab kami akan berlaga di level atas. Tapi, kesenjangan tim kecil dan besar akan semakin besar. Segalanya tidak mesti harus begitu, lebih cepat, atau menghasilkan lebih banyak uang,” jelas Toni Kroos.

Keresahan Kross tersebut memang cukup beralasan. Pasalnya, padatnya jadwal kompetisi semakin terasa pada musim ini, dengan imbas dari pandemi Covid-19.

Jadwal padat di level klub masih ditambah dengan sesaknya pertandingan ketika jeda internasional tiba. Apalagi para pemain juga memiliki waktu libur yang lebih singkat pada musim panas kemarin.

Daftar Togel Online hanya di Situs Terbaik & Terpercaya TOGELGT4D

--

--

qqmulia_official
qqmulia_official

Written by qqmulia_official

QQMulia Situs judi online terbaik dan terpercaya di Indonesia

No responses yet